Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis, menjelaskan bahwa pengoperasian PLTS ini diperkirakan mampu menurunkan emisi karbon sekitar 4.100 ton CO₂e per tahun, atau setara dengan 102.500 ton CO₂e selama 25 tahun masa operasionalnya.
“Energi terbarukan yang kami kembangkan ini diharapkan memberikan nilai tambah bagi industri yang beroperasi di KEK Sei Mangkei. Kolaborasi ini juga mendukung implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),” ujar John Anis dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).
Lebih lanjut, Pertamina NRE memandang proyek PLTS ini sebagai bentuk sinergi antara sektor energi dan sektor perkebunan. Selain PLTS, Pertamina NRE juga mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berkapasitas 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) sebagai bahan baku.
Sementara itu, Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, menyampaikan bahwa energi baru terbarukan (EBT) dari tenaga surya merupakan sumber daya yang tidak akan habis dan relatif efisien secara teknis maupun biaya jika dikelola secara optimal.
“PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE berkomitmen untuk terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan secara maksimal di Indonesia,” tutup Ryanto.
Kolaborasi ini menunjukkan langkah konkret BUMN dalam mendukung transisi energi nasional, sekaligus mendorong efisiensi dan keberlanjutan di sektor industri dan perkebunan.